Sabtu, 29 November 2014

Kamis, Oktober 2014


Sore itu aku pulang, pulang dengan fisik yang lelah. Pulang dengan harapan disambut oleh hangatnya sebuah perhatian. Aku mempunyai kekasih, sebut saja dia “sang pemilik rumahku”. Tapi entah mengapa waktu itu hati ini terasa tidak nyaman. Ada sesuatu tentang dia yang membuatku tidak nyaman. Khawatir.

Sore itu hujan lebat mengguyur kota, jalanan licin membuatku semakin berhati-hati dalam mengendara kendaraan. Membuatku semakin khawatir sedang apa dia disana.

“kamu lagi ngapain sayang? Aku baru sampe rumah.” Tanyaku didalam sebuah chatting.
“lagi ngerjain tugas sayang, dirumah sendirian :(” balasnya.

Emoticon sedih itu sontak membuatku semakin khawatir. Banyak hal yang aku pikirkan tentangnya. Sudah makankah dia? Sehatkah dia? Mengapa dia sendirian dirumah? Mengapa tidak pergi saja dengan teman-temannya?

Aku seorang pemikir, pemikir yang tak bisa mengambil keputusan. Seorang yang mempunyai banyak pertanyaan dalam sebuah keraguan. 

Entah mengapa saat aku membaca chatnya, hati ini menyuruhku untuk menghampirinya. Menemani didalam kesendiriannya. Menemani didalam kesedihannya.

Saat itu kondisi tubuhku sedang melemah, banyak pekerjaan untuk esok yang sedang menungguku. tidak peduli bagaimana kekacauan kondisiku saat itu, akupun tetap bergegas menuju rumahnya. Aku membawa makanan kesukaan kami berdua, martabak manis coklat keju langganan kami didekat rumahnya. Banyak cerita dibalik sebuah martabak itu. 

“kerjain dulu tugasmu sayang, semangat yaa. Love you!” balasku saat sedang menunggu martabak dengan antrian yang panjang tersebut.
“makasih sayangku, kamu jangan lupa makan sama sholatnya ya. Love you too ({})” balasnya dengan penuh perhatian itu membuatku meyakinkan diri bahwa dia baik-baik saja.

Setelah martabak sudah aku dapatkan, sesegerapun aku menuju rumahnya yang berada diujung dunia itu. Rumah kami berjarak dari ujung ke ujung kota. Sejauh apapun jaraknya dia tetap menemuiku setiap jumat. Jarak tidak memandang lelahnya perjalanan yang ditempuh. Dia tidak pernah mengeluh aku capek jemput kamu sayang, kamu pulang sendiri aja ya, dsb.

Sesampai didepan gerbang pintu rumahnya, yang aku lihat rumahnya sangat gelap. Lampu kamarnya padam. Mobilnya sedang tidak terparkir seperti biasanya di garasi. Kemana dia? Tanyaku didalam hati sambil mencoba meneleponnya. 

Kepalaku penuh dengan pertanyaan. Seraya melihat rumahnya sedang dalam kegelapan.
“halo, kamu dimana?” tanyaku via telepon.
“lagi dirumah ngerjain tugas. Kenapa?” jawabnya.
“keluar dong, aku kedinginan nih” sanggahku.
“masa sih?... iya aku keluar. Ga dingin kok yang” sanggahnya.
“mana? Aku kok ga liat kamu?” tanyaku dengan penuh angan-angan.
“lho? Kamu dimana ini?” tanyanya.
“Di depan rumahmu.” Jawabku dengan lemas.
“lho iya kah? Aku lagi sama azza, bogi, farisqi, fherel di stmj sma 9. Kamu kesinio” jawabnya seakan-akan tidak ada apa-apa.
“oh, enggak deh. Aku pulang aja. Banyak tugas.” Kalimat penutupku dalam sebuah perbincangan telepon.
Aku centelkan martabak itu digerbang rumahnya. Kemudian aku kembali pulang. You make me die a little bit inside. 

Oh berarti dia sudah ada yang menemani. Tapi bukan aku, melainkan oranglain. Oh berarti dia baik-baik saja, jadi tak perlu lagi aku menghawatirkannya. Tapi mengapa dia harus berbohong? Apakah aku terlalu mengekangnya? Apa ini sudah sering terjadi saat aku tidak mengetahuinya? Berarti yang aku khawatirkan itu benar? Berarti semua pikiran negatifku itu tepat? Allah menunjukkanku sebuah kebohongan. Mengapa dia begitu?

Seseorang yang aku pikir mengubah hidupku menjadi lebih berisi. Ternyata dia berbohong. Dia membohongiku dengan hal sepele.

Sama sekali aku tidak pernah melarangnmu untuk bermain dengan siapa saja, kapan saja, kemana saja. Karena aku tahu itu sudah menjadi karakteristikmu. Itu sudah menjadi bagian hidupmu. Aku mencoba beradaptasi dengan kehidupanmu. Karena itu sudah resikoku. 

Kau tahu sayang? Badai ini sangat kuat. Badai ini dapat memisahkan kita. Aku mencoba menggenggammu supaya kamu tidak terlepas. Apakah sakit genggamanku? Ataukah kurang erat genggamanku? Sayang kurang bersabarkah aku? Jawablah. Beri aku jalan. Jalan menuju pikiranmu. 

Sayang, sebenarnya cinta kita ini besar, lebih tinggi dari selasar. kita pernah saling menginatkan, mengikuti setitik demi setitik cahaya hati yang menyerupai menara suar.

Seingat aku, sayang kita ini agung. lebih indah dari lembayung. kita mencari lautan baru untuk dilarung. akankah berakhir terkatung-katung? akankah kitasaling menyelamatkan dari gelapnya palung?

Aku memang selalu lemah tentang percintaan. dan aku selalu lemah tentang kamu. tentang kamu yg selalu benar dengan maha pemikiranmu.

Ternyata aku bukan wanita yang bisa menjadi partner di semua susah senangmu. Ternyata kemiripan tidak menjamin kita dapat berjodoh. Ternyata aku bukan wanita yang menjadi jawaban disemua doa-doamu. Ternyata yang kamu butuhkan bukan aku, melainkan wanita pembohong yang sama sepertimu :)

 

Jumat, 16 November 2012

party hard (very late upload)






that is a piece a momment with they @ASDevina @ArlitaRlitho @arinaaribah @megaranibala

Sabtu, 22 September 2012

they are a good persons






thanks for that moment :')


this is a sweet moment ever I have, thanks for complete my day with your surprice (All). and this year really sweet seventeen :' . thanks God, you gave me a very good gift at my birth :"))









and thanks for Ririt and Ima, thanks for a second tart :3



Sabtu, 01 September 2012

posting from gsp-checha.blogspot.com nusuk suk suk

DIAMOND

sikapmu, yg entah menganggapku apa semakin membingungkanku. di lain hal, seseorang yg dulu sempat kuidolakan datang dan mulai (sedikit) menggantikan posisimu. walaupun perasaan mengidolakannya yg dulu telah hilang. aku bingung saat kau bilang kau benar-benar kesepian, di lain hal insting sebagai seorang wanita ku mengatakan bahwa kau sudah ada yang menemani. tapi bukan aku....wanita lain.


aku hanya ingin menyampaikan, jangan menyesal jika suatu saat kau melewatkan sesuatu yg sudah berada di depanmu. membuang berlian yang sudah kau genggam. memilih permata lain yang tidak bersinar.


 jangan sampai kau menyesal telah melewatkan aku :)


karena sekali aku memutuskan untuk berhenti menunggu aku tidak akan kembali, dan aku hanya akan menjadi bayangan masa lalu mu saja. aku harap kau memang memilih yang terbaik untuk dirimu. walaupun itu permata yang tidak bersinar sekalipun, jika memang itu yang terbaik untukmu tak apalah aku juga bahagia.


maaf bukan maksutku berbesar kepala, tetapi setiap wanita memang merasa istimewa dalam cara mereka sendiri. intinya, tidak mungkin ada wanita yang mau di sia-sia kan.

Jumat, 24 Agustus 2012

SUCKSEED (Thailand Movie 2011)




Bercerita tentang tiga loser yang sudah bersahabat sejak SD hingga duduk di bangku SMA. Mereka adalah Eped (Jirayu La-ongmanee), Koong (Patchara Jirathiwat) dan Ex (Thawat Pornrattanaprasert) yang berkeinginan kuat membentuk sebuah grup band beraliran rock bernama Koong and Friends.
Ceritanya mengenai kisah seorang pemuda yang bernama Ped yang sejak kecil udah jatuh cinta ama Ern, tapi gak pernah berani buat mengungkapin hal itu, sampai akhirnya takdir mempertemukan mereka kembali sewaktu SMA, dan disana berkat inisiatif Kong yang akhirnya juga diketahui Ped menyukai Ern mereka membentuk Band bersama Ex untuk menarik perhatian Ern. Tetapi tujuan pembuatan band itu berubah ketika Kong di tolak Ern, dan dari sanalah petualangan band mereka yang bernama Suck Seed dimulai, mereka bukan lagi mengejar Ern tetapi mereka fokus untuk mengejar Popularitas (Thx To Bodyslam band) wkwk

Singkat kata mereka berhasil memasuki Kontes Kejuaraan Band tingkat SMA, tetapi konflik terjadi ketika akhirnya Kong mengetahui Ped udah pacaran dengan Ern tanpa memberi tahu dia, dan mengacaukan pertunjukkan mereka. Pertunjukkan berakhir, Band terpaksa bubar karena keegoisan Kong, dan hubungan Ern dan Ped terpaksa bubar juga karena tidak enak dengan Kong. Epilog dimulai ketika beberapa tahun telah berlalu dan  di adakannya reuni sekolah yang mempertemukan mereka bersama kembali. Ern yang terlanjur sukses dengan Arena Band ternyata masih memiliki rasa yang sama dengan Ped (walaupun tidak jelas juga mereka akhirnya balikan atau hanya sebagai teman saja), dan Ped akhirnya berinisiatif untuk baikkan dengan Kong dan mengajak Ern bergabung kembali.Dari titik itulah Suck Seed Band yang sudah lama tertidur akhirnya kembali bangkit dan mulai populer walaupun harus memulai dari 0 (nol) lagi

Eped (Jirayu La-ongmanee)


Koong (Patchara Jirathiwat)


Ex (Thawat Pornrattanaprasert)



Ern (Nattasha Nauljam)



 THIS IS "SUCKSEED"